;

PENENTUAN UMUR IKAN SELAR KUNING




LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN



PENENTUAN UMUR IKAN

SELAR KUNING (Caranx leptolepis)








OLEH :

NOFRIANSYAH

UNRI



FAKULTAS PERIKANAN DAN LMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2006





KATA PENGANTAR
 



Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan Hidayah - NYA penulis dapat menyelesaikan laporan biologi perikanan dengan judul penentuan umur ikan tepat pada waktunya
            Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada pihak yang telah membantu penulis dalam nenyelesaikan laporan ini.
            Penulis juga mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan laporan berikutnya.




 


Pekanbaru,   November 2006



WELKA DIRGA




I. PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Nilai fekunditas suatu individu ikan selalu bervariasi dan batasan fekunditas individu ikan juga selalu bervariasi. Hal ini menyebabkan fekunditas secara umum adalah jumlah telur yang terdapat dalam ovari ikan yang sudah matang gonad dan akan dikeluarkan pada wakrtu memijah. Pengetahuan tentang fekunditas sangat penting artinya dalam penelitian di bidang budidaya perikanan untuk memprediksi berapa banyak jumlah larva/benih yang akan dihasilkan jika individu ikan memijah dan dalam bidang biologi perikanan juga berguna untuk memprediksi berapa jumlah stok sutau populasi ikan yang hidup di suatu ling-kungan perairan.
Nilai fekunditas suatu individu ikan sangat bervariasi karena dipengaruhi oleh umur/ukuran individu ikan, jenis dan jumlah dari makanan yang dimakan serta sifat ikan, kepadatan populasi, lingkungan hidup dimana individu ikan itu berada dan faktor fisiologi tubuh dari individu ikan itu sendiri sangat mempenga-ruhi nilai fekunditasnya. Selain itu diameter relur juga berpengaruh terhadap nilai fekunditas dari suatu individu ikan, semakin besar ukuran diameter telur maka akan semakin kecil nilai fekunditasnya dan semakin kecil diameter telur maka akan semakin besar nilai fekunditasnya. Ukuran diameter telur dari setiap individu ikan sangat bervariasi. Hal ini tergantung dari jenis individu ikan itu sendiri.
Pengetahuan tentang aspek fekunditas sangat penting artinya untuk membantu orang-orang yang berusaha di bidang budidaya perikanan dan para peneliti di bidang biologi perikanan. Mahasiswa perikanan harus dapat menghitung nilai fekunditas dari setiap jenis ikan yang populer di masyarakat sehingga dapat membantu masyarakat di bidang budidaya perikanan untuk memilih jenis ikan dari spesies ikan yang akan mereka budidayakan dan mendapatkan hasil seperti yang diharapkan. Oleh karena itulah praktikum tentang fekunditas dan diameter telur dilaksanakan, hal ini diperlukan untuk memberikan latihan kepada mahasiswa agar tidak kaku lagi saat berada di lapangan.
1.2.  Tujuan dan Manfaat
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara menghitung nilai fekunditas dan diameter telur dari setiap jenis ikan yang diidentifikasi yaitu ikan motan. Sedangkan manfaat dari praktikum ini adalah sebagai latihan praktek bagi mahasiswa dalam menghitung nilai fekunditas dan diameter telur dari setiap jenis ikan.



                                                     I. TINJAUAN PUSTAKA


Menurut SAANIN (1995), ikan Motan diklasifikasikan ke dalam Kelas Pisces, Sub Kelas Teleostei, Ordo Perciformes, Sub Ordo Cyprinoidea, Family Cyprinidae, Genus Thynnicthys dan Spesies Thynnicthys polilepis. Ia juga menyatakan bahwa ikan motan memiliki nama daerah yang bervariasi dan banyak juga dikenal dengan nama kende, menangain, cambak, ringan dan lomah. Sedangkan menurut KOTTELAT et. al., (1993), ikan motan diklasifikasikan ke dalam : Kelas : Pisces, Sub Kelas : Teleostei, Ordo : Perciformes, Sub Ordo : Cyprinoidea, Famili : Cyprinidae, Genus : Thynnicthys, Spesies : Thynnicthys thynnoides. Ia juga menyatakan bahwa deskripsi ikan Motan yaitu ikan motan memiliki badan compressed yang panjang, mulut terminal dan protactil, tidak bersungut, mulut sempit dan bibir tebal, posisi sirip perut terhadap sirip dada abdominal. Jumlah jari-jari sirip punggung dengan rumus D. 8, sirip dada P. 13, sirip perut V. 12, sirip anus A. 5. 59, sisik pada garis sisi 23 baris, jumlah sisik antara sirip punggung dengan sirip sisi 11 baris, sisik antara sirip anus dengan gurat sisi/batang ekor dikelilingi 22 sisik, ekor bercagak (forked), badan putih mengkilat agak gelap di bagian punggung, garis linnea lateralis sempurna, bentuk sisik sikloid.
KOTTELAT et. al., (1993) juga mengatakan bahwa ikan yang tergolong ordo cypriniformes di perairan barat Indonesia dan Sulawesi terdiri dari banyak famili. Melihat jenis ikan Cypriniformes cukup banyak dna perubahan ekosistem akibat dari kemungkinan terjadi perubahan jumlah spesies ikan Cypriniformes pada saat ini dan kemudian hari.
PUTRA et al (2004) menyatakan ikan-ikan yang telah dewasa dari suatu populasi terdiri dari ikan jantan dan ikan betina. Selain itu, pada populasi ikan tertentu terdapat juga ikan hermaprodite.
SUMANTADINATA (1983) menyatakan gonad ikan adalah sebagai kelenjar biak. Gonad ikan betina dinamakan ovari dan gonad ikan jantan dinamakan testes. Ovari dan testes ikan dewasa biasanya terdapat pada individu yang terpisah, kecuali pada beberapa ikan, kadang-kadang gonad jantan dan betina ditemukan dalam satu individu (ovotestes).
Selanjutnya EFFENDIE (1997) menyatakan bahwa sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi yaitu ovarium dan pembuluhnya. Sifat seksual sekunder ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina. Apabila suatu spesies ikan mempunyai sifat morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina maka spesies ikan mempunyai seksual dimorphisme. Apabila yang menjadi tanda itu warna maka ikan itu mempunyai seksual dichromatisme dimana pada ikan jantan biasanya warnanya agak lebih cerah dan menarik daripada ikan betina.
Ciri seksual ikan dapat dibagi menjadi dua, yaitu ciri seksual primer dan ciri seksual sekunder. Ciri seksual primer adalah alat organ yang berhubungan langsung dengan proses reproduksi. Testes dan salurannya pada ikan jantan merupakan ciri seksual primer. Untuk melihat perbedaannya diperlukan pembedahan. Ciri seksual sekunder berguna dalam membedakan ikan jantan dengan ikan betina dan dapat dilihat dari luar, meskipun kadang kala tidak memberikan hasil yang positif (nyata). (TIM IKHTIOLOGI, 1989).
Gonad adalah organ reproduksi yang berfungsi menghasilkan sel kelamin (gamet). Gonad yang terdapat pada tubuh ikan jantan tersebut disebut testes yang berfungsi menghasilkan spermatozoa, sedangkan yang terdapat pada individu ikan betina disebut ovari berfungsi menghasilkan telur. (PULUNGAN et. al,  2005). Selanjutnya dikatakan juga bahwa gonad yang terdapat didalam tubuh mengalami perkembangan dari bentuk sehelai benang yang berisi cairan bening kemudian berkembang dan membesar sesuai dengan kapasitas rongga perut yang dimiliki individu ikan. Perkembangan gonad ini dipengaruhi oleh adanya perkembangan gamet yang diproduksi oleh gonad itu sendiri. Semakin matang gonad suatu in-dividu ikan maka semakin besar bentuk dan berat gonad serta tubuh individu ikan.



                                        III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat
            Praktikum ini dilakukan pada tanggal 22 Maret 2005 jam 14.00 sampai selesai di Laboratorium Biologi Perikanan Faperika Universitas Riau Pekanbaru.

3.2. Bahan dan Alat
            Bahan praktikum adalah seekor ikan motan betina yang disediakan asisten labor. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah baki, timbangan ohauss, buku penuntun praktikum, mikroskop, gelas ukur, jarum, pisau, pinset, peralatan tulis-gambar seperti pena, pensil, penghapus, kertas gambar, dan penggaris.

3.3. Metode Praktikum
            Metode praktikum adalah metode survei dengan mengamati dan menge-nali langsung objek praktikum dengan mengikuti petunjuk yang terdapat di dalam buku penuntun praktikum. Pengukuran dilakukan memakai mikroskop.

3.4. Prosedur Praktikum
            Prosedur praktikum yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1)      Mengukur panjang dan berat individu ikan yang diamati.
2)      Menentukan tahap kematangan ovari menurut Cassei, Nikolsky dan Kesteven.
3)      Mengukur dan mencatat data diameter telur di masing-masing bagian ovari.
4)      Menghitung nilai fekunditas dari setiap ovari dengan metoda volumetrik. 
5)      Buat dan serahkan laporan kerja sementara hasil pengamatan dan pencatatan.
6)      Buat laporan lengkap dalam bentuk paper dan serahkan pada asisten sebelum praktikum minggu berikutnya dimulai.


                                     IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil
            Hasil praktikum terdiri dari nilai diameter telur, nilai diameter rata telur, frekuensi telur, nilai Gonado Indeks (GI) dan nilai fekunditas dari seluruh telur yang menjadi sampel yang diambil dari sebagian ovari anterior, tengah dan posterior dari bagian sebelah kiri dan bagian sebelah kanan ovari yang dipotong menjadi tiga bagian dengan menggunakan metode volumetrik.
            Telur yang menjadi sampel berasal dari telur ikan motan yang termasuk ke dalam klasifikasi : Filum : Chordata, Kelas : Pisces, Sub Kelas : Teleostei, Ordo : Ostariophysi, Sub Ordo : Cyprinoidea, Famili : Cyprinidae, Sub Famili : Cyprininae, Genus : Thynnicthys, Spesies : Thynnicthys thynnoides.
v  Metode Volumetrik
Rumus :              V
                        X =        x 
                                 v
      Dimana : X = Jumlah telur dalam ovari yang akan dihitung
                      x = Jumlah rataan telur dari sub sampel ovari
                     V = Volume ovari
                     v = Volume sub sampel ovari
Diketahui : x1 = 1142 butir
                   x2 = 1665 butir
                   x3 = 1092 butir
                             x1 + x2 + x3                 1142 + 1665 + 1092          3896
                     x =                            =                                        =                = 1298,67
                                    3                                     3                            3
                                         
                         V = 13 ml
                         V1 = 1 ml
                         V2 = 1 ml
                         V3 = 1 ml

                                 V1 + V2 + V3            1 + 1 + 1         
                         v =                           =                      = 1 ml
3                                                  3
Ditanya : X = … ?
Jawab :               V
                        X =        x 
                                 V
                            13
                            =          x  1298,67 = 16882,72 ≈ 16882 butir
                                  1
Jadi jumlah telur dalam ovari adalah 16882 butir.
v  Gonado Indeks
Rumus :              W
                        GI =      x 108
                                 L3
      Dimana : GI  = Gonado Indeks
                 W = Berat gonad
                 L  = Panjang gonad
Diketahui : W = 12,582 gr
                   L3 = 1753 = 5359375 mm
Ditanya : GI = … ?
Jawab :                 12,582
                        GI =                 x 108 = 234,77 gr/mm
                                 5359375
Data hasil perhitungan nilai fekunditas dan diameter telur dapat dilihat pada tabel di bawah ini dengan menggunakan metode volumetrik.

Tabel 1. Nilai Fekunditas dan Diameter Telur Ikan Motan (T.  thynnoides).


No

Diameter Telur (mm)
Frekuensi (butir)

Jumlah

Kiri

Kanan

Ant

Tengah

Post

Ant

Tengah

Post

1
1,675
I


I
I

3
2
1,45

I

I


2
3
2



I


1
4
1,65



I


1
5
1,9


I
I


2
6
1,6
I
I




2
7
1,725
I





1
8
1,7
II

I



3
9
4,575




I

1
10
1,925

I


II

3
11
1,35




I

1
12
1,476

I



I
2
13
1,85

I




1
14
1,5





I
1
15
2,025





I
1
16
1,95





I
1
17
1,775





I
1
18
1,425


I



1
19
1,875


I



1
20
1,4


I



1

Jumlah

5
5
5
5
5
5
30
Ket :
            µ x 0,025 mm
                                            ∑ diameter telur      33,825
Diameter rata-rata =                                  =               = 1,69 mm
                                                   n                    20
                                   
4.2. Pembahasan
            Menurut KOTTELAT et. al., (1993), ikan motan diklasifikasikan ke dalam : Kelas : Pisces, Sub Kelas : Teleostei, Ordo : Perciformes, Sub Ordo : Cyprinoidea, Famili : Cyprinidae, Genus : Thynnicthys, Spesies : Thynnicthys thynnoides.
            Nilai fekunditas dan diameter telur dari setiap jenis individu ikan sangat berbeda. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti umur/ukuran individu ikan, jenis dan jumlah dari makanan yang dimakan, sifat ikan, kepadatan populasi, lingkungan hidup dimana individu ikan itu berada serta  faktor fisiologi tubuh dari setiap individu ikan itu sangat mempengaruhi nilai fekunditas dan diameter telur ikan. Ukuran diameter telur juga dapat berpengaruh terhadap nilai fekunditas dari setiap jenis individu ikan dimana semakin besar diameter diameter telur maka semakin kecil nilai fekunditasnya dan semakin kecil ukuran diameter telur maka semakin besar nilai fekunditasnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai fekunditas berbanding terbalik terhadap diameter telur.
Batasan fekunditas secara umum adalah jumlah telur yang terdapat dalam ovari ikan yang sudah matang gonad dan akan dikeluarkan pada waktu memijah.
Praktikum yang dilakukan oleh mahasiswa mengenai nilai fekunditasnya dan diameter telur dengan menggunakan sampel telur ikan motan yang sudah diawetkan dengan formalin. Sampel yang diamati terdiri dari ovari sebelah kiri dan kanan yang dipotong menjadi 3 bagian yaitu bagian anterior, tengah dan posterior. Setelah itu dilakukan pengambilan telur dari bagian-bagian tersebut, 5 butir telur dari setiap sub sampel yang sudah dipotong menjadi 3 bagian dari bagian ovari sebelah kiri dan 5 butir telur dari setiap sub sampel yang sudah dipotong menjadi 3 bagian dari bagian ovari sebelah kanan. Jadi seluruh telur yang diambil untuk mewakili berjumlah 30 butir telur yang diletakkan di atas object glass dan diamati diameternya di bawah mikroskop. Setelah itu dilakukan perhitungan jumlah telur yang diambil secara zig zag dari bagian kiri dan kanan misalnya bagian anterior dari ovari sebelah kiri, bagian tengah dari ovari sebelah kanan dan posterior dari bagian kiri.
            Perhitungan nilai fekunditas ini dilakukan dengan metode volumetrik yaitu dengan memasukkan air 10 ml ke dalam gelas ukur dan masukkan sampel maka yang dihitung berapa kenaikan air yang bertambah. Perhitungan tersebut menggunakan rumus metode volumetrik.
      Rumus :       V
                  X =        x 
                                 v
                                
Dimana : X = Jumlah telur dalam ovari yang akan dihitung
                           x = Jumlah rataan telur dari sub sampel ovari
                           V = Volume ovari
                           v = Volume sub sampel ovar
Perhitungan nilai fekunditas dengan metode volumetrik baru dapat dilakukan setelah mengetahui nilai volume dari semua sub sampel dan jumlah seluruh telur dari sub sampel yang diambil secara zig zag sehingga jumlah nilai fekunditasnya dari seluruh telur dapat diketahui dan berguna untuk mengetahui berapa jumlah larva/benih yang dihasilkan apabila ikan itu memijah.
            Dari data yang didapatkan selama praktikum dapat disimpulkan bahwa ikan sampel telah mengalami matang gonad. Hal ini ditunjukkan dengan ukuran diameter telur yang berkisar antara 1,4 mm – 4,575 mm. Menurut PULUNGAN, et. al.,(2005), telur yang sudah matang ukurannnya bervariasi dari 1 mm – 2 cm umumnya dihasilkan ikan teleostei pelagik.
            GI ikan sampel adalah 234,77 gr/mm menunjukkan bahwa ikan telah matang gonad dengan jumlah total telur adalah 16.882 butir.




V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
            Nilai fekunditas dan diameter telur dari setiap jenis individu ikan sangat bervariasi. Nilai fekunditas dan diameter telur dapat dihitung dengan metode volumetrik. Dari data hasil prakrikum dapat disimpulkan bahwa ikan sampel telah mengalami matang gonad. Hal ini ditunjukkan dengan ukuran diameter telur yang berkisar antara 1,4 mm – 4,575 mm.
5.2. Saran
            Penulis menyarankan penghitungan fekunditas dan diameter telur dapat dilakukan terhadap beberapa ekor ikan dari jenis ikan yang sama dengan panjang dan berat tubuh yang sama sehingga dapat diperbandingkan antara IKG, GI, fekunditas, diameter telur, panjang tubuh dan berat ikan.




  

DAFTAR PUSTAKA

EFFENDI, M. I. 1997.  Metodologi Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 122 hal.

KOTTELAT, M., et al. 1993.  Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi (Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Edition Limited. Munich. Germany. 293 hal.

PULUNGAN, C. P., et al. 2005. Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Univesitas Riau. Pekanbaru. 80 hal. (tidak diterbitkan. Hanya untuk kalangan sendiri).

PUTRA, R. M., et al. 2004. Penuntun Praktikum Ichthyology. Laboratorium Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Univesitas Riau. Pekanbaru. 74 hal. (tidak diterbitkan. Hanya untuk kalangan sendiri).

SAANIN, H. 1995. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta. Bandung. 262 hal.

SUMANTADINATA, K. 1983. Pengembangbiakan Ikan-Ikan Pemeliharaan di Indonesia. Sastra Budaya. Bogor. 129 hal.

TIM IKHTIOLOGI. 1989. Penuntun Praktikum Ichthyology. Laboratorium Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Univesitas Riau. Pekanbaru. 45 hal. (tidak diterbitkan. Hanya untuk kalangan sendiri).
















1 Komentar untuk "PENENTUAN UMUR IKAN SELAR KUNING "

TrendingMore

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel