;

KEMATANGAN GONAD



I. PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Ikan terdiri dari banyak sekali spesies di dunia yang memiliki kekhasan tersendiri dan yang telah berhasil diidentifikasi para ahli ikhtiologi di dunia ini ada sekitar 20.000 – 40.000 spesies. Bahkan ratusan spesies diantaranya telah memiliki varietas atau strain yang mencapai ratusan varietas. Terutama sekali dari spesies ikan yang telah berhasil dibudidayakan dan populer di dunia sebagai ikan hias. Perkembangan jumlah strain dan varietas yang terus meningkat ini terjadi karena adanya kemajuan di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan serta adanya kegiatan kontes ikan hias yang telah turut mendorong pembreeder menciptakan strain baru untuk spesies-spesies ikan yang sudah populer.
Studi mengenai jenis kelamin dari suatu spesies yagn memiliki banyak strain merupakan suatu hal yang sangat menarik dan penting untuk dilakukan terutama bagi orang-orang yang menekuni bidang budidaya perikanan dan melakukan penelitian di bidang Biologi Perikanan. Hal ini karena setiap individu dari setiap spesies ikan memiliki ciri – ciri khusus sebagai penentu apakah indi-vidu ikan itu berjenis kelamin jantan atau betina. Penampakan ciri – ciri seksual ini pada beberapa spesies ikan baru nyata terlihat apabila individu ikan mengalami kematangan gonad (kelamin), akan tetapi pada beberapa spesies ikan lainnya ciri – ciri seksual itu dapat terlihat dengan jelas walaupun individu ikan tersebut belum matang gonad ataupun sudah selesai memijah karena dapat terlihat pada ciri – ciri morfologi pada permukaan tubuhnya. Oleh karena itu sangat diperlukan pengetahuan tentang tingkat kematangan gonad dari setiap individu ikan sehingga membantu mereka yang berkecimpung di bidang budidaya perikanan dan biologi perikanan untuk menghitung jumlah ikan dewasa yang siap bereproduksi dan memijah, kapan mereka akan memijah dan bertelur serta kapan dan berapa telur yang akan dibuahi dan menetas serta perbandingan antara ikan yang belum matang gonad dengan yang sudah matang, ikan yang belum dewasa dengan yang sudah dewasa dan ikan yang belum bereproduksi dengan yang sudah.
Mahasiswa perikanan harus dapat mengenali tingkat kematangan gonad setiap jenis ikan yang populer di masyarakat sehingga dapat membantu jika ingin membudidayakannya. Karena itulah praktikum tentang tingkat kematangan gonad sangat diperlukan untuk memberikan latihan kepada mahasiswa.

1.2.  Tujuan dan Manfaat
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengenal ikan yang dewasa, siap bereproduksi dan memijah serta tingkat kematangan setiap jenis ikan motan. Sedangkan manfaat praktikum adalah sebagai latihan praktek bagi mahasiswa dalam membedakan jenis kelamin setiap ikan tertentu.



                                                                II. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Saanin (1995), ikan Motan diklasifikasikan ke dalam Kelas Pisces, Sub Kelas Teleostei, Ordo Perciformes, Sub Ordo Cyprinoidea, Family Cyprinidae, Genus Thynnicthys dan Spesies Thynnicthys polilepis. Ia juga menyatakan bahwa ikan mmotan memiliki nama daerah yagn bervariasi dan banyak juga dikenal dengan nama kende, menangain, cambak, ringan dan lemah Adapun gambar ikan motan seperti di bawah ini.
.


ikan motan






Gambar 1. Ikan Motan (Thynnicthys. thynnoides)
Keterangan : 1. Sirip punggung          2. Sirip dada                3. Sirip perut                           4. Sirip anus                5. Sirip ekor         6. Operculum
                     7.TL                               8. SL                           9. HdL                                    10. BdH
Kottelat et. Al., (1993) mengatakan bahwa ikan yang tergolong ordo cypriniformes di perairan barat Indonesia dan Sulawesi terdiri dari banyak famili. Melihat jenis ikan Cypriniformes cukup banyak dna perubahan ekosistem akibat dari kemungkinan terjadi perubahan jumlah spesies ikan Cypriniformes pada saat ini dan kemudian hari.
Putra et al (2004) menyatakan ikan-ikan yang telah dewasa dari suatu populasi terdiri dari ikan jantan dan ikan betina. Selain itu, pada populasi ikan tertentu terdapat juga ikan hermaprodite.
Sumantadinata (1983) menyatakan gonad ikan adalah sebagai kelenjar biak. Gonad ikan betina dinamakan ovari dan gonad ikan jantan dinamakan testes. Ovari dan testes ikan dewasa biasanya terdapat pada individu yang terpisah, kecuali pada beberapa ikan, kadang-kadang gonad jantan dan betina ditemukan dalam satu individu (ovotestes).
Selanjutnya Effendie (1997) menyatakan bahwa sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi yaitu ovarium dan pembuluhnya. Sifat seksual sekunder ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina. Apabila suatu spesies ikan mempunyai sifat morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina maka spesies ikan mempunyai seksual dimorphisme. Apabila yang menjadi tanda itu warna maka ikan itu mempunyai seksual dichromatisme dimana pada ikan jantan biasanya warnanya agak lebih cerah dan menarik daripada ikan betina.
Ciri seksual ikan dapat dibagi menjadi dua, yaitu ciri seksual primer dan ciri seksual sekunder. Ciri seksual primer adalah alat organ yang berhubungan langsung dengan proses reproduksi. Testes dan salurannya pada ikan jantan merupakan ciri seksual primer. Untuk melihat perbedaannya diperlukan pembedahan. Ciri seksual sekunder berguna dalam membedakan ikan jantan dengan ikan betina dan dapat dilihat dari luar, meskipun kadang kala tidak memberikan hasil yang positif (nyata). (Tim ikhtiologi, 1989).
Gonad adalah organ reproduksi yang berfungsi menghasilkan sel kelamin (gamet). Gonad yang terdapat pada tubuh ikan jantan tersebut disebut testes yang berfungsi menghasilkan spermatozoa, sedangkan yang terdapat pada individu ikan betina disebut ovari berfungsi menghasilkan telur. (Pulungan et. Al,  2005). Selanjutnya dikatakan juga bahwa gonad yang terdapat didalam tubuh mengalami perkembangan dari bentuk sehelai benang yang berisi cairan bening kemudian berkembang dan membesar sesuai dengan kapasitas rongga perut yang dimiliki individu ikan. Perkembangan gonad ini dipengaruhi oleh adanya perkembangan gamet yang diproduksi oleh gonad itu sendiri. Semakin matang gonad suatu in-dividu ikan maka semakin besar bentuk dan berat gonad serta tubuh individu ikan.

 




                                                            III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat
            Praktikum ini dilakukan pada tanggal 18 juli 2007 pada jam 14.00 sam-pai selesai di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru.

3.2. Bahan dan Alat
            Bahan praktikum adalah beberapa spesies ikan yaitu ikan motan sebanyak 25 ekor yang dibeli dipasar arengka.
            Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah baki, timbangan ohauss,timbangan kiloan, buku penuntun praktikum, jarum, pisau, pinset, peralatan tulis-gambar seperti pena, pensil, penghapus, laporan sementara, dan penggaris.

3.3. Metode Praktikum
            Metode praktikum adalah metode survei dengan mengamati dan mengenali langsung objek praktikum dengan mengikuti petunjuk yang terdapat di dalam buku penuntun praktikum. Kemudian dilakukan pengukuran dan pencatatan ciri-ciri meristik dan morfometrik dari setiap objek.

3.4. Prosedur Praktikum
            Prosedur praktikum yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1)      Mengukur panjang total (TL), panjang baku (SL), panjang fork (FL), BdH, dan HdL serta menggambarkan setiap individu ikan yang diamati. Identifikasi dan timbang setiap ikan objek yang dipraktekkan.
2)      Pisahkan menurut jenis kelamin berdasarkan ciri seksual sekunder.
3)      Bedah perut ikan dengan alat bedah secara abdominal, amati menurut ciri seksual primer.
4)      Amati organ reproduksi apakah berbentuk testes atau ovari.
5)      Hal yang perlu diamati untuk testes/ovari adalah bentuk testes/ovari, ukuran testes/ovari (panjang), perbandingan panjang testes/ovari dengan panjang rongga tubuh, dan warna testes/ovari.
6)      Setelah dibedah kemudian tentukan tahap-tahap perkembangan gonad menurut Nikolski dan Kesteven.
7)      Hitung IKG sebanyak dua ekor terdiri dari ikan jantan dan betina
8)      Buat dan serahkan laporan kerja sementara hasil pengamatan dan pencatatan.
9)      Buat laporan lengkap dalam bentuk paper dan serahkan pada asisten sebelum praktikum minggu berikutnya dimulai.



               IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil
            Hasil praktikum terdiri dari klasifikasi dan pengukuran data morfometrik dari 25 ekor ikan motan yang berbeda jenis kelaminnya.
            Ikan motan termasuk ke dalam klasifikasi : Filum : Chordata, Kelas : Pisces, Sub Kelas : Teleostei, Ordo : Ostariophysi, Sub Ordo : Cyprinoidea, Famili : Cyprinidae, Sub Famili : Cyprininae, Genus : Thynnicthys, Spesies : Thynnicthys thynnoides.
Alat kelamin pada ikan disebut gonad. Gonad dalam rongga tubuh ikan jantan disebut testes, sedangkan gonad yang terdapat dalam rongga tubuh ikan betina disebut ovari. Alat kelamin berupa gonad (kelenjar kelamin), terdapat sepasang dalam abdomen (rongga perut) dan terletak gelembung udara yang terdapat pada ikan betina dan ikan jantan. Organ seksual yang merupakan ciri – ciri seksual primer pada ikan motan terdiri dari testes pada ikan jantan dan ovari pada ikan betina. Testes ikan  motan dapat dilihat pada gambar di bawah ini
.






Gambar.2 Testes Ikan Motan (.Thynnicthysthynnoides)

Testes pada ikan motan jantan yang terdapat didalam tubuh ikan bervariasi mulai dari berwarna bening transparan sampai putih susu yang menunjukkan tahap perkembangan gonadnya dan berjumlah dua buah atau sepasang. Bentuknya memanjang dan terletak menggantung pada mesenteries (mesovaria) dengan posisi persis di bawah tulang punggung dan ginjal serta di samping gelembung renang. Testes  ikan motan ini terletak di dalam rongga perut ikan jantan.
Ovari pada ikan motan betina terdapat di dalam tubuh ikan tepatnya di dalam rongga perut ikan tersebut. Bentuknya memanjang dan berjumlah sepasang dengan letak menggantung pada mesenteries (mesovaria). Posisinya persis di bawah tulang punggung dan ginjal serta di samping gelembung renang. Warna ovari pada ikan sampel bervariasi mulai dari bening transparan sampai kuning keemasan yang menunjukkan tahap kematangan gonadnya dan memiliki butiran telur. Untuk lebih jelasnya, gambar ovari pada ikan ini dapat dilihat di bawah ini.


 








Gambar 3. Ovari Ikan Motan (.Thynnicthysthynnoides)

Keterangan : 1. Ovari              2. Butiran telur                        3. Oviductus
            Butiran telur pada ovari ikan betina juga bervariasi baik warna maupun ukurannya yang menunjukkan perkembangan gamet ini. Warnanya mulai dari transparan sampai kuning keemasan dan berbentuk bundar.
Data morfometrik merupakan data yang cukup penting terutama dalam pengidentifikasian ikan. Selain itu, data ini juga berguna untuk memperkirakan usia ikan. Hasil pengukuran data morfometrik terhadap 25 ekor ikan motan yang diamati menunjukkan bahwa ikan ini mempunyai panjang dan berat yang cukup signifikan. Selain data ini, praktikan juga mengumpulkan data tentang jenis kelamin dan tahap kematangan gonad dari 25 ekor ikan motan tersebut. Kedua data terakhir berguna untuk mengetahui tingkat kedewasaan dan kesiapan ikan motan untuk memijah.Karena ikan motan yang kami peroleh kecil-kecil,jadi gonad yang didapat dan jelas Cuma satu ,hal ini dikarenakan ikan motan nya kurang segar. Data pengukuran morfometrik, jenis kelamin dan tahap kematangan gonad ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Data Pengukuran Morfometrik, Jenis Kelamin dan Tahap Kematangan Gonad Ikan Motan ( Thynnicthys thynnoides)

No
Pengukuran Morfometrik (mm)
Berat Ikan (gr)
Gonad (gr)


Tahap Kematangan Gonad
TL
SL
FL
BdH
HdL
Kesteves
Nikolsky
1
145
117
105
32
27
20
-
V

-
-
2
159
132
119
34
36
30
-

V
-
-
3
190
157
146
43
38
40
-
V

-
-
4
159
140
123
34
36
40
-
V

-
-
5
158
124
117
36
35
20
-

V
-
-
6

157
127
119
37
35
30
-

V
-
-
7
145
114
110
37
37
10
-
V

-
-
8
142
114
106
34
38
20
-

V
-
-
9

142
112
106
37
34
10
-
  V

-
-
10

152
124
116
34
36
10
-
V

-
-
11

157
131
122
33
39
10
-

V
-
-
12

154
122
116
34
37
20
-
V

-
-
13

153
122
122
35
37
30
-
V

-
-[
14

170
136
128
38
42
30
-

V
-
-
15

151
122
112
32
37
20
-

V
-
-
16

146
122
112
36
34
10
-
V

-
-
17

146
121
108
35
37
20
-

V
-
-
18
137
116
105
36
33
20
-
V

-
-
19

140
112
103
32
35
10
-
V

-
-
20

153
125
114
32
38
10
-
V

-
-
21

140
112
107
34
33
10
-
V

-
-
22

145
119
109
34
39
10
-

V
-
-
23
150
119
112
35
37
20
0,0574

V
III
III
24
135
112
102
33
36
10
-

V
-
-
25

151
123
115
34
39
20
-
V

-
-
Sumber : Data Primer Pengamatan Praktikan

            Dari Tabel 1 diambil data ikan sampel yaitu untuk ikan jantan adalah ikan no. 23 dan ikan betina  tidak ditemukan karena kemungkinan ikan nya tidak segar,jadi hanya ikan no 23 saja yang memiliki gonad yang sudah matang. Dari data ini dilakukan penimbangan terhadap masing-masing gonad ikan dan penghitungan IKG (Indeks Kematangan Gonad) atauu sering disebut Coeffisien Kematangan Gonad atau Gonado Somatic Index, yaitu suatu nilai dalam persen sebagai hasil dari perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan termasuk gonad dikali dengan 100 %.
Rumus IKG :
                                     Bg
                        IKG =             X  100 %
                                    Bt

Keterangan :  IKG = Indeks Kematangan Gonad
                       Bg   = Berat Gonad dalam gram

                        Bt   = Berat tubuh dalam gram


a.      IKG untuk Testes (Sampel no.23)
Dik : Berat testes   = 0,0574 
         Berat ikan     = 20 gr
Dit : IKG ?
                                    0,0574
                        IKG =                   X  100 %  = 0,287 %
                                     20

b.      IKG untuk Ovari

Tidak ditemukan.

Untuk membedakan antara ikan jantan dan ikan betina selain berdasarkan ciri seksual primer juga dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap ciri seksual sekunder ikan tersebut. Untuk membedakan ikan motan jantan dan betina berdasarkan ciri seksual sekunder yaitu :
1)      Halus kasarnya permukaan kepala, jika kasar adalah ikan jantan sedangkan ikan betina memiliki permukaan kepala yang halus.
2)       Bentuk permukaan perut ikan, pada ikan jantan permukaan perutnya agak ramping sedangkan ikan betina memiliki permukaan perut agak gemuk.  

4.2. Pembahasan
Menurut Saanin (1995), ikan motan termasuk ke dalam klasifikasi : Ikan motan termasuk ke dalam klasifikasi : Filum : Chordata, Kelas : Pisces, Sub Kelas : Teleostei, Ordo : Ostariophysi, Sub Ordo : Cyprinoidea, Famili : Cyprinidae, Sub Famili : Cyprininae, Genus : Thynnicthys, Spesies : Thynnicthys polilepis. Sedangkan menurut Kottelat et. al., (1993), ikan motan diklasifikasikan ke dalam : Kelas : Pisces, Sub Kelas : Teleostei, Ordo : Perciformes, Sub Ordo : Cyprinoidea, Famili : Cyprinidae, Genus : Thynnicthys, Spesies : Thynnicthys thynnoides. Ia juga menyatakan bahwa deskripsi ikan Motan yaitu ikan motan memiliki badan compressed yang panjang, mulut terminal dan protactil, tidak bersungut, mulut sempit dan bibir tebal, posisi sirip perut terhadap sirip dada abdominal. Jumlah jari-jari sirip punggung dengan rumus D. 8, sirip dada P. 13, sirip perut V. 12, sirip anus A. 5. 59, sisik pada garis sisi 23 baris, jumlah sisik antara sirip punggung dengan sirip sisi 11 baris, sisik antara sirip anus dengan gurat sisi/batang ekor dikelilingi 22 sisik, ekor bercagak (forked), badan putih mengkilat agak gelap di bagian punggung, garis linnea lateralis sempurna, bentuk sisik sikloid.
Alat kelamin yang terdapat pada individu ikan disebut gonad. Akan tetapi jika gonad itu terdapat dalam rongga tubuh ikan jantan disebut testes, sedangkan gonad yang terdapat dalam rongga tubuh ikan betina disebut ovary (Putra Et al). Gonad memiliki pembuluh darah yang berfungsi sebagai supply (penyedia) nutrisi. Testes pada ikan terdapat dalam rongga tubuh, bentuknya sangat tergantung pada rongga tubuh yang tersedia tetapi umumnya berbentuk panjang, jumlahnya sepasang dan tergantung di sepanjang mesenteries pada rongga atas bagian tubuh. Posisinya persis di bawah tulang punggung di samping gelembung udara. Warna bervariasi mulai dari transparan sampai putih susu. Ovari pada ikan terdapat dalam tubuh, bentuknya juga tergantung pada rongga tubuh. Namun umumnya memanjang, jumlahnya sepasang dan menggantung kepada mesenteries (mesovaria). Posisinya persis di bawah tulang punggung dan ginjal serta di samping gelembung udara. Warnanya bervariasi mulai dari transparan sampai kuning emas dan keabu-abuan.
Pengamatan ciri seksual primer pada setiap individu ikan dilakukan melalui cara membedah tubuh bagian abdominal ikan dan mengamati gonad yang dimiliki yaitu testes jika jantan dan ovari jika betina. Namun jika ikan masih hidup, untuk melihat gonadnya dapat dilakukan dengan cara mengeluarkan gamet dengan menstripping induk yang sudah matang gonad atau mengisap gonad dengan bantuan kateter canula (selang halus). Hal ini sesuai dengan pendapat Effendi (1997) yang mengatakan bahwa penentuan jenis kelamin setelah dilakukan pengukuran panjang berat, kemudian ikan dibedah dan dikeluarkan gonadnya untuk mengetahui jenis kelamin ikan tersebut. Penentuan jenis kelamin ikan motan dengan memperlihatkan ciri seksual primer dengan membedah tubuh ikan tersebut. Setelah itu diamati ciri seksual sekunder dengan memperlihatkan bentuk tubuh pada organ pelengkap lainnya. Sedangkan menurut Pulungan et. al, (2005), perbedaan ikan jantan dan ikan betina dapat dilihat dari gonad yang dimiliki dengan cara membedah tubuh ikan (seksual primer) serta bentuk warna dan organ lengkap (seksual sekunder) untuk membedakan ikan jan-tan dan ikan betina dapat juga dilihat dari bentuk kepala, bentuk tengkorak, sirip punggung, sirip dada, sirip ekor, sirip anus serta ukuran lobang pada kelamin.
Warna ovari pada ikan betina sampel adalah kuning emas yang menunjukkan bahwa ovari sudah matang dan siap dibuahi. Jumlah ovari ada sepasang dan memiliki saluran kecil yang disebut oviductus. Testes pada ikan jantan sampel berwarna putih susu. Jumlah testes sepasang dan memiliki saluran yang disebut ductus. Gonad baik testes maupun ovari mempunyai saluran agak pendek dan bersatu dengan vesica urinaria, membentuk sinus urogenitalis yang berlanjut sebagai saluran yang bermuara sebagai porus urogenitalis.
Untuk membedakan antara ikan jantan dan ikan betina selain berdasarkan ciri seksual primer juga dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap ciri seksual sekunder ikan tersebut. Untuk membedakan ikan motan jantan dan betina berdasarkan ciri seksual sekunder yaitu : 1) Halus kasarnya permukaan kepala, jika kasar adalah ikan jantan sedangkan ikan betina memiliki permukaan kepala yang halus, 2) Bentuk permukaan perut ikan, pada ikan jantan permukaan perutnya agak ramping sedangkan ikan betina memiliki permukaan perut agak gemuk karena mengandung telur dalam ovari. Ciri spesies ditandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi. Ciri spesies ikan motan jantan adalah bentuk badan tidak terlalu melengkung, bentuk kepala lebih merata, ukuran kepala lancip, dasar sirip dada lebih keras, letak sirip perut lebih panjang, bentuk lubang genital bulat (tumpul). Sedangkan ciri spesies ikan motan betina adalah badan melengkung, perut membujur dan mendatar sampai ke anus, bentuk kepala lebih besar dan dasar sirip dada lunak, bentuk sirip perut lebih pendek dan bentuk lubang genital menonjol (agak lancip).
Pengamatan tentang tahap-tahap kematangan gonad ikan dapat dilakukan secara morfologi dan histologi. Tahap kematangan gonad yang umum digunakan oleh peneliti adalah pentahapan yang dilakukan oleh Kesteves yang membagi menjadi 9 tahap yaitu : I) dara, II) dara berkembang, III) perkembangan I, IV) perkembangan II, V) bunting, VI) mijah, VII) mijah/salin, VIII) salin/spent, IX) pulih salin. Sedangkan Nikolsky membagi menjadi 7 tahap yaitu: I) tidak masak, II) tahap istirahat, III) pemasakan, IV) masak, V) reproduksi, VI) kondisi salin, VII) tahap istirahat. Pada Tabel 1 diketahui bahwa tingkat kematangan gonad pada 25 ekor ikan motan hanya ikan no 23 saja yaitu pada ikan jantan. Tahap kematangan gonad ovari pada ikan motan betina yang menjadi sampel menurut Kesteves adalah tahap V (bunting) dan Nikolsky adalah tahap IV (masak). Begitu juga testes pada ikan sampel motan jantan sudah mencapai tahap III menurut Nikolsky dan tahap III menurut Kesteves. Sedangkan IKG testes ikan sampel adalah 0,287 % dan ovari ikan sampel tidak ditemukan.



V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan selama praktikum didapatkan bahwa ikan motan (T.  thynnoides). Ciri ikan motan jantan adalah bentuk badan tidak terlalu melengkung, bentuk kepala lebih merata, ukuran kepala lancip, dasar sirip dada lebih keras, letak sirip perut lebih panjang, bentuk lubang genital bulat (tumpul). Sedangkan ciri ikan motan betina adalah badan melengkung, perut membujur dan mendatar sampai ke anus, bentuk kepala lebih besar dan dasar sirip dada lunak, bentuk sirip perut lebih pendek dan bentuk lubang genital menonjol (agak lancip).
Data morfometrik antara ikan jantan dan betina cukup bervariasi sesuai jenis kelaminnya. Ikan sampel yang diambil gonadnya untuk penghitungan IKG adalah ikan no. 23 untuk testes dengan nilai IKG 0,287 % dan ovari tidak ditemukan.

5.2. Saran
            Penulis menyarankan agar praktikum dapat dilakukan sesuai dengan langkah – langkah praktikum dan diharapkan asisten dapat membantu pratikan  yang mengalami kesulitan sehingga pengamatan dapat dilakukan dengan lebih teliti dan cermat.






DAFTAR PUSTAKA

Effendi, M. I. 1997.  Metodologi Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 122 hal.

Kottelat, M., et al. 1993.  Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi (Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Edition Limited. Munich. Germany. 293 hal.

Pulungan, C. P., et al. 2005. Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Univesitas Riau. Pekanbaru. 80 hal. (tidak diterbitkan. Hanya untuk kalangan sendiri).

Putra, R. M., et al. 2004. Penuntun Praktikum Ichthyology. Laboratorium Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Univesitas Riau. Pekanbaru. 74 hal. (tidak diterbitkan. Hanya untuk kalangan sendiri).

Saanin, H. 1995. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta. Bandung. 262 hal.

Sumantadinata, K. 1983. Pengembangbiakan Ikan-Ikan Pemeliharaan di Indonesia. Sastra Budaya. Bogor. 129 hal.

Tim ikhtiologi. 1989. Penuntun Praktikum Ichthyology. Laboratorium Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Univesitas Riau. Pekanbaru. 45 hal. (tidak diterbitkan. Hanya untuk kalangan sendiri).

























1 Komentar untuk "KEMATANGAN GONAD "

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel