;

Morfometrik Perairan Lentik



Laporan Praktikum Limnologi




MORFOMETRIK PERAIRAN LENTIK






 
SIMON LASMAROHA SINAGA


0404111348
BDP













LABORATORIUM LIMNOLOGI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
                                                                           2007 












KATA PENGANTAR






            Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkat yang dilimpahkan kepada penulis terutama kesempatan dalam menyusun laporan sehingga laporan praktikum Limnologi ini dapat penulis selesaikan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
            Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Dosen pengasuh mata kuliah Limnologi dan juga Asisten yang telah memberikan petunjuk, bimbingan dan arahannya kepada penulis selama  dalam proses pelaksanaan praktikum dan juga dalam penulisan laporan ini, ini merupakan penghargaan yang terbesar bagi penulis atas keikhlasannya dalam mentransfer ilmunya, penulis juga mengucapkan terima kasih buat kawan-kawan atas semangat dan motivasi yang diberikan selama ini kepada penulis.
            Penulis menyadari laporan yang penulis susun ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangannya, dan ini adalah sifat lahiriah manusia, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan masukan-masukan dari berbagai pihak yang bersifat membangun, agar pada masa-masa yang akan datang kesalahan-kesalahan tersebut dapat penulis perbaiki.



                                                                                 Pekanbaru,  November  2007

                                                                                                  Penulis 
  




I. PENDAHULUAN




1.1.  Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki luas perairan yang sangat luas. Luas perairan laut Indonesia mencapai 5,8 juta km2yang terdiri dari perairan territorial 3,1 juta km2 dan 2,7 juta km2perairan ZEE.
Air merupakan pokok bagi kehidupan manusia dan secara keseluruhan mendominasi kimia dari semua organisme, terdapatnya dimana-manadalam biota sebagai tumbuhan metabolisme biokimia dan mempunyai sifat kimia serta fisika yang unik.
Secara garis besar perairan Indonesia dibagi kedalam tiga golongan yaitu perairan tawar, perairan laut dan habitat estuaria.  Habitat air tawar terdiri dari perairan menggenang atau habitat lentik yang terdiri dari danau, kolam, rawa, waduk dan perairan atau habitat yang mengalir seperti sungai.  Perairan yang menggenang atau lentik mempunyai kecendrungan untuk mendangkal sedangkan perairan yang mengalir mempunyai kecendrungan untuk berubah akibat adanya aktifitas dari air sungai itu sendiri.
Menurut Lillesand (1990) perairan tawar adalah perairan yang mengandung kadar garam kurang dari 0,5 permil, dan dari segi habitatnya air tawar sering terpisah satu dari lainnya oleh daratan atau lautan sehingga jasad-jasad yang tidak mempunyai kemampuan untuk melintangi rintangan-rintangan tersebut akan gagal untuk hidup.
Habitat air tawar sangat penting artinya bagi kehidupan manusia karena habitat air tawar merupakan sumber yang murah dan murah dicapai bagi keperluan domestiok dan industri,, komponen air tawar merupakan bottle neck dalam daur hidrologi dan ekosistem air tawar merupakan wadah yang mudah dan murah dicapai bagi system pembuangan limbah.
Limnologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang oseanografi perairan umum termasuk didalamnya Danau, Waduk, Sungai, Rawa dan Air tanah.
1.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum Limnologi ini adalah untuk menentukan posisi suatu danau atau waduk dan untuk mmenghitung morfometrik perairan lentik.
1.3. Manfaat Praktikum
            Sedangkan manfaat yang dapat diambil dari praktikum ini adalah praktikan bisa menentukan pemetaan perairan lentik dan bisa mengetahui morfometrik perairan lentik.



II.  TINJAUAN PUSTAKA


Secara garis besar perairan Indonesia dibagi kedalam tiga golongan yaitu perairan tawar, perairan laut dan habitat estuaria.  Habitat air tawar terdiri dari perairan menggenang atau habitat lentik yang terdiri dari danau, kolam, rawa, waduk dan perairan atau habitat yang mengalir seperti sungai.  Perairan yang menggenang atau lentik mempunyai kecendrungan untuk mendangkal sedangkan perairan yang mengalir mempunyai kecendrungan untuk berubah akibat adanya aktifitas dari air sungai itu sendiri (Siagian, 2006)
Menurut Sihotang (2006) perairan tawar adalah perairan yang mengandung kadar garam kurang dari 0,5 permil, dan dari segi habitatnya air tawar sering terpisah satu dari lainnya oleh daratan atau lautan sehingga jasad-jasad yang tidak mempunyai kemampuan untuk melintangi rintangan-rintangan tersebut akan gagal untuk hidup.
Pemetaan dalam Limnologi sangat penting dilakukan, menurut Sihotang dan Efawani (2006) penentuan posisi dalam suatu perairan (danau atau waduk) sangat penting dilakukan, karena danau atau waduk adalah badan air yang luas, sulit untuk menemukan kembali titik yang telah ditentukan dan dinamika air tersebut.
Selanjutnya juga menurut Sihotang dan Efawani (2006) manfaat penentuan posisi adalah memudahkan untuk menemukan kembali titik/area yang telah ditentukan (titik sampling, titik kedalaman, habitat) dan memudahkan pengeplotan titik/area kedalam peta untuk kepentingan analisis ke ruangan.
            Sistem koordinat adalah sekumpulan aturan yaang menentukan bagaimana koordinat-koordinat tersebut. Mempresentasikan titik-titik aturan ini biasanya mendefinisikan titik asal (origin) beserta sumbu-sumbu koordinat yang digunakan untuk mengukur jarak dan sudut untuk menghasilkan koordinat (Rockville dalam Prahasta. 2002 ), selanjutnya dalam Prahasta (2002) sistem koordinat yang paling umum digunakan saat ini adalah sistem lintang ( Q ), bujur ( ), ketinggian (h), tinggi diatas ellipsoid (Buttler, 1988)
            GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi dengan mengunakan satelit. Nama formalnya adalah NAVSTAR GPS kependekan dari “Navigation satelite Timing and Ringing Global Positioning System”, sistem yang banyak digunakan oleh banyak orang sekaligus dalam segala cuaca. Ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi dan juga informasi mengenai waktu secara kontinyu diseluruh dunia. Arsitektur dari sistem GPS disetujui oleh departemen pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1973. Satelit yang pertama kali diluncurkan pada tahun 1978 dan secara resmi sistem GPS dinyatakan operasional pada tahun 1994. Biaya pembangunan sistem GPS yang pernah dilaporkan adalah 10 Milyar USD, sementara biaya operasi dan pemeliharaannya pertahun berkisar 250-500 juta USD (EDGE dan MISRA. 1999)
            Sujiwanto (1996), menyatakan merupakan wahana pembawa sensor yang memiliki beberapa kelebihan, karena kemungkinaaan untuk memonitor daerah yang sulit dijangkau dan meliputi daerah yang luas dipermukaan bumi. Diantara satelit saat ini adalah NOAA, yang telah banyak dimanfaatkan untuk menangkaap berbagai gejala alam seperti pemantauan untuk kajian lingkungamn sebaran lahan  dan suhu permukaan laut.
            Prinsip dasar penentuan posisi dengan GPS adalah reaksi (pengukuran ke belakang ) dengan jarak yaitu dengan melakukan pengukuran secara simultan kebeberapa satelit dan bukan vektornya. Untuk mengatasi hal ini, penentuan posisi pengamat dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap beberapa satelit sekaligus.secara simultan dan tidak hanya terhadap satu saaatelit.(Sitanggang, 1998).
            Sutanto (1990), menyatakan bahwa dasar fisika yang diperlukan untuk pemahaman pengindraan jauh terdiri dari tenaga sistempengindraan jauh, interaksi atmosfer, interaksi obyek dengan tenaga dan sensor. Sumber energi dalam sistem pengindraan jauh adalah radiasi elekromagnetik yang secara umum berasal dari energi matahari.
            Takasi (1983), skala adalah besarnya reduksi yang diambil untuk peta yang dibuat terhadap areal permukaan bumi yang sesungguhnya. Yaitu perbandingsn jarak antara kedua biah titik pada keadaan yang sebenarnya.
            Peta merupakan sarana guna memperoleh gambaran data ilmiah yang terdapat di permukaan bumi dengan cara menggambarkan data-data dan keterangan-keterangan sehingga mudah dibaca. Peta adalah hasil pengukuran dan penyidikan yang dilakukan baik langsung maupun tidak langssung mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan permukaan bumi dan didasarkan pada landasan ilmiah. Peta dapat memberikan gambaran mengenai kondisi atmosfir, permukaan tanah, keadaan lautan, bahan yang membentuk lapisan tanahnya dan lain-lain. (Takasi , 1983). 
            Menurut ICA (Arthographic Association), peta adalah suatu representasi atau gambaran unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan abstrak yang disiplin dari permukaan bumi atau yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa dan umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil atau diskalakan.



               III.             BAHAN DAN METODE







3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum Limnologi ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 3 November 2007 pukul 14.00­—16.00 Wib.  Bertempat di Laboratorium Limnologi  dan Waduk Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru.

3..2. Bahan dan Alat
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Limnologi ini adalah kompas, busur, tali plastik, kardus, buku penuntun dan peralatan tulis menulis

3.3. Metode Praktikum

Metode yang digunakan pada praktikum Limnologi ini  adalah dilakukan langsung dilapangan dan dilaboratorium oleh praktikan.

3.4. Prosedur Praktikum
Pertama kita akan tentukan titik-titik yang akan di petakan, kemudian kita akan mengambil posisi yang mengarah ke utara kemudian pada posisi tersebut diletakkan sebuah meja sebagai pusat penembakan.kemudian dari pusat rersebut kita akan menembak titik-titik yang telah ditentukan tadi dengan mengunakan kompas. Seteleh itu kita akan menentukan posisi berapa derajat titik tersebut, kemudian dicatat dan kita akan mengambarkan titik-titik dari hasil penembakan tadi. Seteleah semua titik tersebut ditemukan maka akan digambarkan pada kertas grafik.

 

            IV.      HASIL DAN PEMBAHASAN







4.4.  Hasil
Dari pratikum yang dilakukan, maka diperoleh data pemetaan sebagai berikut :
                  Tabel .1 Titik Penembakan

MORFOMETRIK PERAIRAN LENTIK


Gambar 1. Gambar titik tembak waduk




3.4.  Pembahasan
Pemetaan dalam Limnologi sangat penting dilakukan, menurut Sihotang dan Efawani (2006) penentuan posisi dalam suatu perairan (danau atau waduk) sangat penting dilakukan, karena danau atau waduk adalah badan air yang luas, sulit untuk menemukan kembali titik yang telah ditentukan dan dinamika air tersebut.
Sihotang dan Efawani (2006), posisi suatu titik biasanya dinyatakan dengan koordinat (dua dimensi atau tiga dimensi) yang mengacu pada suatu sistem koordinat tertentu, sistem koordinat itu sendiri diteruskan dengan :
1.    Lokasi titik nol dari sistem koordinat
2.    Orientasi dari sumbu koordinat
3.    Besaran (Karcysiaan curilinear) yang digunakan untuk mendefenisikan posisi suatu titik dalam sistem koordinat tertentu.
Alat yang digunakan dalam menentukan posisi pada danau atau waduk adalah kompas dan GPS.  Kompas adalah alat yang digunakan untuk menggunakan arah suatu objek terhadap utara magnetis bumi dan GPS adalah system radio navigasi dalam penentuan posisi dengan menggunakan satelit USA.
Krawsky dan Well (1994), suatu pengklasifikasian sistem koordinat dibagi dalam 3 pengklasifikasian berdasarkan parameternya, yaitu :
Ø Lokasi titik 0, geosentrik (di pusat bumi), toposentrik (di permukaan bumi)
Ø Lokasi titik 0, terikat bumi (Eart Fixed) terikat langit (Space Fixed)
Ø Lokasi titik 0, jarak (kartesian x, y, z).
            .

                 V.   KESIMPULAN DAN SARAN




5.1.  Kesimpulan 

       Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Limnologi ini adalah kita mengetahui dan bisa menentukan posisi pemetaan perairan lentik dalam hal ini adalah danau atau waduk.
Manfaat penentuan posisi adalah untuk memudahkan menemukan kembali titik/area yang telah ditentukan (titik sampling, titik kedalaman, habitat) dan memudahkan pengeplotan titik/area kedalam peta untuk kepentingan analisis keruangan
Peta merupakan sarana guna memperoleh gambaran data ilmiah yang terdapat dipermukaan bumi dengan cara menggambarkan tanda-tanda dan keterangan-keterangan sehingga mudah dibaca.
Peta adalah hasil pengukuran dan penyelidikan yang dilakukan baik langsung maupun tidak langsung mengenai hal hal-hal yang bersangkutan dengan permukaan bumi dan didasarkan pada landasan ilmiah.
Skala adalah besarnya reduksi yang diambil untuk peta yang dibuat terhadap areal permukaan bumi yang sesungguhnya. Posisi suatu titik biasanya dinyatakan dengan koordinat (dua dimensi atau tiga dimensi) yang mengacu pada sistem koordinat tertentu.

 
5.2.  Saran
Untuk pelaksanaan praktikum selanjutnya hendaknya berjalan dengan seeefektif mungkin, sarana dan prasaran laboratorium untuk keperluan praktikum tersedia dan dapat digunakan, sehingga praktikan merasakan manfaat dan mendapatkan ilmu setelah mengikuti praktikum ini.
           



                                             DAFTAR PUSTAKA


Arisman, dkk. 1982. Perikanan Darat. Angkasa. Bandung.

Bambang, 2000.  Budidaya Ikan Air Tawar. Kanisius. Jakarta.

Sedana, P. 2004. Rekayasa Budidaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 151 hal.
Romimohtarto, K. 2001. Biologi Laut. Djambatan. Jakarta. 540 hal.
Rifa’I, M.A. and Ermitiati. 1993.  Glosarium Biologi.  Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: 543 pp.
Siagian, M. 2006.  Ekologi Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru. 77 hal.
Sihotang, C dan Efawani. 2006. Limnologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru.82 hal.
Sutanto. 1986.  Membuat Kolam Ikan . Penebar Swadaya. Jakarta.
Syafriadiman. 2005. Pengelolaan Kualitas Air. Jurusan Budidaya Perairan FAPERIKA Universitas Riau. Pekanbaru. 50 hal
Tang, U.M. 2005. Budidaya Air Tawar. Unri Press. Pekanbaru.

Tang, U.M dan Maruli Siregar. 2005. Pedoman Budidaya Udang Windu Ditambak. Unri Press. Pekanbaru.





Belum ada Komentar untuk "Morfometrik Perairan Lentik"

Posting Komentar

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel